Kondisi umat Islam dewasa ini sangat
memprihatinkan, secara umum dalam bidang kehidupan duniawi mereka bukan
termasuk umat yang memegang peranan penting di dunia ini. Dalam beberapa
hal tertentu umat Islam tertinggal dari umat yag lain terutama di
bidang ekonomi dan politik. Di bidang ekonomi umpamanya, mereka masih
mengandalkan kekuatan sumber daya alam dibandingkan dengan hasil
produksi ataupun jasa, padahal sumber daya alam kebanyakan tidak bisa
diperbaharui, lambat laun akan menyusut dan habis seperti halnya minyak
bumi dan barang tambang merupakan sumber daya alam yang kalau sudah
habis tidak akan tersedia lagi dalam waktu cepat. Di bidang politik umat
Islam mengalami keadaan yang kurang menguntungkan, posisi mereka hampir
terpinggirkan dalam konstalasi dunia yang diakibatkan oleh adanya
propaganda hitam yang gencar melalui mass media yang canggih dari orang
lain. Umat Islam dianggap umat yang punya peradaban masa lalu, teroris,
tidak akomodatif dan sebutan lain yang menyudutkan.Kondisi terpinggirkan
itu banyak diakibatkan oleh keadaan umat Islam itu sendiri yang lemah,
mudah marah, dan mudah panik ketika menghadapi provokasi lawan. Hal
tersebut diakibatkan oleh keterbatasan kemampuan mereka dalam sumber
daya manusia dan dalam bidang kehidupan sehingga kurang mampu
mengimbangi manuver lawan yang memang canggih dalam bidang kehidupan
terutama dalam penguasaan ilmu dan teknologi.
Menurut saya, sekali lagi dan
ini bukan hanya satu-satunya penyebab dari kurang beruntungnya umat
Islam sekarang ini, adalah banyak diakibatkan oleh kurangnya kemampuan
kaum Muslimin dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurangnya
penguasaan pengetahuan tersebut banyak disebabkan oleh banyaknya orang
di kalangan umat Islam yang masih punya anggapan bahwa penguasaan ilmu
dan teknologi tidak begitu penting. Hal tersebut berlanjut kepada
anggapan bahwa pendidikan ilmu dan teknologi adalah sesuatu yang
diabaikan. Anggapan tersebut mungkin hanya berasal dari ajaran agama
yang mereka pahami bahwa kehidupan manusia di dunia ini hanyalah
sementara sedangkan kehidupan akhirat itu abadi sehingga mereka lebih
mementingkan persiapan menuju kematian (kehidupan akhirat) dan
mengabaikan persiapan untuk kehidupan di dunia.
Pikiran atau paham tersebut
memang betul kalau dilihat dari lamanya kehidupan seseorang atau
pribadi, tetapi kalau kita melihat rentang waktu kehidupan masyarakat
Islam yang sangat panjang bisa beratus, beribu tahun bahkan sampai akhir
zaman. Mereka tidak menyadari bahwa keadaan kehidupan masyarakat
dibangun oleh kehidupan individu (perseorangan). Kalau kehidupab
perorangan memprihatinkan maka kehidupan masyarakat yang panjang itu
juga akan memprihatinkan. Kalau kehidupan perorangan sekarang kurang
memperhatikan kehidupan masyarakat jangka panjang maka kehidupan anak
cucu dan keturunannya akan lebih memprihatinkan. Kesalahan mempersepsi
dan mengambil keputusan hari ini akibatnya akan dirasakan oleh anak
keturunan kita sampai beratus tahun kemudian. Orang yang mengabaikan
kehidupan masyarakat masa depan adalah orang yang egois dan
individualis, padahal banyak dalam ajaran Islam yang menganjurkan untuk
memperhatikan nasib keturunan masa depan sebagaimana firman Allah : “Dan
hendaklah kamu takut dengan keadaan anak keturunanmu yang lemah” atau
sabda Nabi Muhammad SAW : “Walaupun kamu tahu besok hari akan terjadi
kiamat sedangkan di tanganmu ada sebutir benih kurma maka tanamkanlah
benih kurma itu”. Dua dalil naqli tersebut mengingatkan kita betapa kita
harus menciptakan generasi yang akan datang dengan kondisi yang lebih
baik dari kondisi sekarang.
Pendidikan merupakan sarana
penting bagi mempersiapkan generasi muda untuk tampil dalam gelanggang
pada masa yang akan datang. Sayngnya di masyarakat Islam keadaan
pendidikan baik jumlah maupun mutu tidak menunjukkan keadaan yang
menggembirakan. Contoh kasus di Indonesia, hasil statistik tahun 1990
menunjukkan bahwa 78% penduduk Indonesia lulusan sekolah dasar ke bawah,
20% lulusan sekolah menengah, dan hanya 2% lulusan perguruan tinggi.
Dari data tersebut berarti penduduk Indonesia yang mayoritas umat Islam
sebagian besar berpendidikan rendah dan akibatnya bisa kita perkirakan
sendiri. Data tadi menunjukkan dari segi kuantitas belum lagi jia kita
lihat dari segi kualitas, masih sangat sulit kita menemukan
sekolah-sekolah yang bagus di Indonesia. Sebagai contoh tidak ada
satupun perguruan tinggi di Indonesia yang masuk lima puluh besar di
urutan perguruan tinggi terbaik di Asia. Begitu pula sekolah
menengahnya. Minim produk penelitian yang berkualitas sehingga sangat
sedikit penemuan baru yang dilahirkan dar lembaga pendidikan. Hal itu
diakibatkan oleh minimnya anggaran untuk pendidikan dan riset. Bahkan
banyak negara Islam yang kaya lebih mementingkan anggaran belanja untuk
pertahanan dibandingkan untuk riset dan pendidikan.
Kondisi inilah yang mengharuskan
berbagai lembaga keagamaan Islam yang ada untuk mulai menyadari akan
pentingnya lembaga pendidikan untuk menaikkan tingkat pendidikan di
kalangan umat Islam. Kenapa harus lembaga Islam? Sebab bagaimanapun
masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim masih mempunyai loyalitas
yang kuat terhadap kelompok keagamaan dimana mereka bergabung. Mereka
merasa terpanggil dan terlibat ketika lembaga keagamaan mereka atau
organisasi massa mereka membuat amal usaha termasuk disana adalah
lembaga pendidikan.
Memang kita telah mengetahui
bahwa sudah banyak ormas Islam yang telah mendirikan lembaga pendidikan
seperti sekolah, madrasah, maupun pesantren tetapi keberadaannya belum
merata di seluruh pelosok tanah air dan juga kualitasnya masih
berorientasi apa adanya. Sudah waktunya ormas Islam menggerakkan
anggotanya untuk lebih meningkatkan partisipasinya dalam pendidikan umat
sehingga mencapai hasil yang maksimal. Sumber dana masyarakat jauh
lebih besar dibandingkan dengan sumber dana di pemerintah, sebab dana
pemerintah pun sebenarnya banyak yang berasal dari dana masyarakat yang
dikumpulkan melalui pajak dan retribusi.
Jadi, kalau saya membayangkan ketika mayoritas umat Islam
telah mengalami pendidikan yang tinggi, maka akan terjadi keadaan umat
Islam yang aqiedahnya kuat dan ilmu pengetahuannya luas dan dalam itulah
yang akan melahirkan khoeru ummah yang disebutkan oleh Allah dalam QS
Ali Imran. Dan menjadi umat yang dijanjikan Allah diangkat derajatnya
karena beriman dan berilmu pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar