Hawa nafsu terdiri dari dua perkataan: hawa (الهوى) dan nafsu (النفس).
"Dalam
bahasa Melayu 'nafsu' bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan
hati yang kuat. Jika ditambah dengan perkataan hawa (=hawa nafsu),
biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan
perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika dihubungkan
dengan makanan. Nafsu syahwat pula bererti keberahian atau keinginan
bersetubuh.
"Ketiga-tiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat)berasal dari bahasa Arab:
Hawa (الهوى): sangat cinta; kehendak.
Nafsu (النفس): roh; nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha.
Syahwat (الشهوة): keinginan untuk mendapatkan yang lazat; berahi."
Ada sekolompok orang menganggap hawa nafsu sebagai "syaitan yang
bersemayam didalam diri manusia," yang bertugas untuk mengusung manusia
kepada kefasikan atau pengingkaran.
Memperturuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan.
Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat
darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak
potensi diri seseorang.
Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar
biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul
kepermukaan. potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk
menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan
dan hal-hal baik lainnya.
Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang
potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita
kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu
adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan,
kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur
yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar